Frengki Kwan

Varian baru virus COVID-19 sudah masuk ke Indonesia. Yuk, bersama-sama melawan virus ini dengan mengenali berbagai informasi lengkapnya!

Diterbitkan tanggal 23 Jun 2021 Oleh Writer

Virus bermutasi, dan SARS-CoV-2 tidak terkecuali. Sepanjang krisis pandemi global hingga saat ini, SARS-CoV-2 telah bermutasi dengan kecepatan sekitar 1-2 mutasi per bulan. Beberapa varian baru-baru ini, bagaimanapun, telah mengakumulasi lebih banyak mutasi secara signifikan dalam waktu singkat, menyebabkan kekhawatiran di seluruh dunia. Para ilmuwan memperkirakan bahwa garis keturunan mutan dari strain SARS-CoV-2 ini tidak akan menjadi satu-satunya varian yang muncul, karena penularan SARS-CoV-2 yang tidak terkendali di berbagai belahan dunia. Keadaan ini menjadi kondisi ideal untuk virus berevolusi.

Dari informasi yang dilansir oleh Kementrian Kesehatan melalui jubir vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan bahwa virus corona varian jenis baru sudah masuk ke Indonesia. Varian baru tersebut antara lain B.1.1.7, B.1.351, dan B.1.617.

Munculnya varian baru ini pastinya akan menimbulkan pertanyaan dari kekhawatiran kamu: Apakah orang lebih berisiko sakit? Akankah vaksin COVID-19 masih berfungsi? Adakah hal baru atau berbeda yang harus kamu lakukan sekarang untuk menjaga keamanan keluarga dan diri sendiri?

Kenali Varian Baru Virus COVID-19 Hingga Bahayanya

Berdasarkan informasi dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, varian baru yang telah masuk ke Indonesia ini adalah varian yang digolongkan dengan Variant of Concern atau VoC yang diwaspadai. Sebagai informasi tambahan, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan bahwa VoC ini adalah varian yang menunjukkan bukti peningkatan penularan, penyakit yang lebih parah (misalnya, peningkatan rawat inap atau kematian), penurunan signifikan dalam netralisasi oleh antibodi yang dihasilkan selama infeksi atau vaksinasi sebelumnya, penurunan efektivitas pengobatan atau vaksin, atau kegagalan deteksi diagnostik.

Varian B.1.1.7

Pertama adalah versi mutasi dari virus corona terdeteksi di tenggara Inggris pada September 2020. Varian itu, sekarang dikenal sebagai B.1.1.7. Berdasarkan data dari Stuart Campbell Ray, M.D., Vice Chair of Medicine for Data Integrity and Analytics dari hopkinsmedicine.org, varian B.1.1.7 dengan cepat menjadi versi paling umum dari virus corona di Inggris, terhitung sekitar 60 persen dari kasus COVID-19 baru pada bulan Desember. Virus ini sekarang menjadi bentuk dominan dari virus corona di beberapa negara.

Berdasarkan informasi dari CDC, hal-hal yang perlu kamu perhatikan dari varian virus B.1.1.7 adalah:

  1. Hingga 50 persen peningkatan transmisi.
  2. Potensi peningkatan keparahan berdasarkan rawat inap dan angka kematian kasus.
  3. Tidak berdampak pada kerentanan terhadap perawatan antibodi monoklonal EUA.
  4. Dampak minimal terhadap netralisasi oleh serum penyembuhan dan pasca vaksinasi.

 

Varian B.1.351

Varian lainnya yang kini sudah masuk di Indonesia adalah varian B.1.351. Varian yang disebut B.1.351 pertama kali muncul di Afrika Selatan dan juga telah muncul di Brasil, California, dan daerah lainnya.

Salah satu kekhawatiran utama tentang varian virus corona adalah jika mutasi dapat memengaruhi pengobatan dan pencegahan. Dan para peneliti benar-benar memberikan perhatian lebih terhadap varian satu ini. Mengapa? Sebab data dari beberpa penelitian awal menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 memberikan perlindungan “minimal” terhadap serangan virus ini. Dalam artian, varian ini agak resisten terhadap beberapa vaksin yang sedang dikembangkan. Mereka yang jatuh sakit akibat varian virus corona B.1.351 setelah menerima vaksin mengalami penyakit ringan atau sedang. Kekhawatiran lainnya adalah virus ini mungkin memiliki kemampuan untuk menginfeksi kembali orang yang telah pulih dari virus corona.

Berdasarkan informasi dari CDC, hal-hal yang perlu kamu perhatikan dari varian virus B.1.351 adalah:

  1. Hingga 50% peningkatan transmisi.
  2. Penurunan yang signifikan dalam kerentanan terhadap kombinasi pengobatan antibodi monoklonal bamlanivimab dan etesevimab, tetapi pengobatan antibodi monoklonal EUA lainnya tersedia.
  3. Mengurangi netralisasi dengan serum penyembuhan dan pasca-vaksinasi.

 

Varian B.1.617

Varian lainnya adalah banyak disebut dengan “Varian India” dari SARS CoV-2, lebih tepatnya disebut B.1.617. Varian ini adalah varian virus yang telah berperan besar dalam gelombang kedua infeksi di India dan telah menyebar ke banyak negara lain termasuk Indonesia. Bila dua jenis varian di awal masuk dalam golongan VoC, sejak akhir April 2021 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menggolongkan varian B.1.617 sebagai Variant of Interest (VoI).

Ada tiga sub-varian penting dari B.1.617 yaitu B.1.617.1, B.1.617.2, dan B.1.617.3. Salah satu yang paling mendapat perhatian adalah varian B.1.617.2, yang pertama kali terdeteksi di India pada Desember 2020. Varian ini menjadi varian dominan yang dilaporkan telah menyebar ke banyak negara lain dan meningkat pesat di beberapa negara.

Varian ini juga sering disebut mutan ganda mengacu pada fakta bahwa ia memiliki dua mutasi yang menjadi perhatian khusus pada protein lonjakan luar virus. Kedua mutasi ini, yang dikenal sebagai L452R dan E484Q, mungkin membuat antibodi terhadap varian yang lebih lama atau vaksin yang ada menjadi kurang efektif, tetapi ini belum dikonfirmasi.

Berdasarkan informasi dari CDC, hal-hal yang perlu kamu perhatikan dari varian virus B.1.617 adalah:

  1. Potensi pengurangan netralisasi oleh beberapa perawatan antibodi monoklonal EUA.
  2. Sedikit mengurangi netralisasi dengan serum penyembuhan dan pasca-vaksinasi.

 

Peta Sebaran Kasus Varian Baru di Indonesia

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan hingga 4 Mei 2021 lalu, sebaran kasus varian baru di Indonesia antara lain varian jenis B.1.617 ada di Kepulauan Riau 1 kasus, dan DKI Jakarta 1 kasus. Varian B.1.1.7 ada di Sumatera Utara 2 kasus, Sumatera Selatan 1 kasus, Banten 1 kasus, Jawa Barat 5 kasus, Jawa Timur 1 kasus, Bali 1 kasus, dan Kalimantan Timur 1 kasus. Sementara untuk varian B.1.351 ada di Bali 1 kasus.

Bagaimana Melindungi Dirimu dari Serangan Virus Baru COVID-19 Ini?

Kunci pertama yang harus kamu lakukan untuk melindungi diri dari serangan virus baru COVID-19 ini tentu saja adalah berusaha semaksimal mungkin untuk menghentikan penyebaran sumbernya. Jadi, kapan pun dan di mana pun kita berada, kita harus lebih lebih waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan yang harus lebih diperketat. Sebagai tindakan untuk mengurangi penularan kita harus tetap sering mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak secara fisik, menjaga ventilasi yang baik, dan menghindari tempat ramai juga menahan diri untuk tidak bepergian dulu. Sebab upaya terbaik untuk melawan varian baru adalah salah satunya dengan mengurangi jumlah penularan virus, sebab dengan begitu secara tidak langsung kita pun mengurangi peluang virus untuk menyebar dan berevolusi.

Mengapa Penting untuk Mendapatkan Vaksinasi Meskipun Ada Varian Virus yang Baru?

Vaksin adalah senjata penting dalam perang melawan COVID-19. Dengan mendapatkan vaksin kita semua bisa menikmati berbagai manfaat kesehatan dan menyelamatan banyak nyawa. Sebaiknya, kamu tidak menunda untuk mendapatkan vaksinasi hanya karena kekhawatiran tentang varian baru.

Kabar baiknya untuk kita semua, WHO telah melacak mutasi dan varian sejak dimulainya wabah COVID-19. Jaringan laboratorium SARS-CoV-2 global ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan baru dengan cepat dan menilai kemungkinan dampaknya. Melalui jaringan laboratorium ini juga WHO mengidentifikasi, memantau, dan menilai varian yang menjadi perhatian. Ini akan melibatkan komponen seperti pengawasan, penelitian tentang varian yang menjadi perhatian, dan evaluasi dampak pada diagnostik, hingga vaksin.

Kehadiran varian-varian baru ini tentu saja mengkhawatirkan. Namun, kita juga tetap bisa melindungi diri dan keluarga dengan tetap memperketat protokol kesehatan kamu dan seluruh anggota keluarga ya. Stay safe and healthy!

sumber : http://www.allianz.co.id